AGAR
AIR LAUT BISA MENJADI SUMBER AIR BAKU AIR MINUM
Penggunaan
air laut sebagai air baku air minum memang dirasa menarik mengingat kurang
lebih 97% air yang berada di Bumi adalah air laut. Namun tantangan untuk
menggunakan air laut sebagai air baku air minum juga tidak mudah. Strategi yang
dapat dikembangkan pada situasi ini tentu saja harus dipertimbangkan secara
komprehensif, misalnya dari segi kondisi air baku, kapasitas dan kualitas yang
diinginkan oleh pengguna air, kondisi sumberdaya manusia, biaya yang tersedia
untuk pembangunan instalasi, operasional dan pemeliharaan instalasi, juga harga
jual air ke pelanggan.
Terdapat
dua jenis pengolahan yang dapat mengolah air laut agar layak konsumsi. Pertama
adalah menggunakan teknologi distilasi, kedua dengan teknologi reverse osmosis.
Permasalahan kualitas utama pada air laut adalah kandungan total dissolved solids (TDS) atau padatan
terlarut yang sangat tinggi.
Kinerja
teknologi desalinasi dalam menghilangkan kandungan TDS dalam air dapat
dikatakan exellent dimana hampir
semua TDS dapat dihilangkan. Sedangkan untuk reverse osmosis memiliki kinerja
lebih rendah dalam menurunkan TDS dibandingkan dengan desalinasi. Ketentuan
Permenkes Nomor 492 Tahun 2010 mensyaratkan kandungan TDS maksimal adalan 500
mg/l. Sedangkan pada umumnya air laut memiliki kandungan TDS sebesar 30.000-40.000
mg/l. Hal ini mensyaratkan penghilangan TDS minimal sebesar 98,3% harus
tercapai apabila kita menginginkan air laut dapat dikonsumsi.
Teknologi
distilasi terkenal dengan konsumsi energi yang sangat tinggi, maka dari itu
teknologi ini cocok digunakan di tempat-tempat yang mempunyai energi terbuang
misalnya pembakaran gas pada kilang-kilang minyak. Distilasi air laut telah
mendapatkan perhatian yang besar dari beberapa Negara maju misalkan ; Australia
dan Singapura karena produksi emisi gas karbon dan penggunaan bahan bakar yang
tinggi dianggap tidak sebanding dengan jumlah air yang diproduksi. Sedangkan
untuk teknologi reverse osmosis pada umumnya diterapkan untuk
pengolahan-pengolahan skala kecil.
Keunggulan
dari teknologi reverse osmosis adalah kecepatannya dalam memproduksi air karena
menggunakan sistem perpompaan. Namun kelemahan reverse osmosis adalah
penyumbatan pada selaput membran oleh bakteri, fostat dan berbagai macam
kotoran halus yang ada di air laut. Selain itu, pengolahan reverse osmosis
memiliki produk samping yaitu limbah pencucian membran yang memiliki
konsentrasi zat pengotor yang amat tinggi.
Penentuan
biaya pembangunan instalasi, operasi dan pemeliharaan juga menjadi faktor penting
yang harus diperhatikan. Di Negara bagi Victoria, Australia, sebuah instalasi
desalinasi telah dibangun untuk menghasilkan 150 miliyar liter air olahan.
Biaya commissioning, operasi dan
pemeliharaan dibebankan kepada konsumen yang berakibat pada naiknya tarif air
sebesar 70% sejak tahun 2007-2014 dan untuk periode 2014-2018, tarif air minum
akan naik sebesar 33,9%.
Skema
inilah yang harus dipertimbangkan ketika ingin menggunakan air laut untuk
menjadikan air minum, apakah masyarakat pengguna mampu untuk dibebani biaya tambahan
akibat biaya penggunaan air laut untuk sumber air minum. Strategi peningkatan
pengetahuan sumberdaya manusia juga merupakan hal penting yang harus dilakukan
apabila memiliki sistem pengolahan air laut untuk air minum. Distilasi dan
reserse osmosi adalah pengolahan tingkat tinggi yang memerlukan keahlian
operatornya untuk melakukan operasi dan pemeliharaan. Beberapa instalasi mini
reverse osmosis dan distilasi sering kali tidak dapat berumur panjang karena
kurangnya keahlian operator.
Apa kah Cara Agar AIR LAUT Bisa Menjadi SUMBER AIR MINUM Bisa sobat Radio Audina Fm Mengerti setelah membaca artikel ini, silakan Comen ya sob bila ada pertanyaan.
0 Komentar untuk "Cara Agar AIR LAUT Bisa Menjadi SUMBER AIR MINUM "